Selasa, 15 Maret 2011

Binatang yang memiliki arti besar di Tana Toraja

Jika di sebagian belahan nusantara kerbau hanya dipandang sebagai hewan ternak dan seringkali ditemukan berkubang lumpur di sawah, tidak demikian halnya dengan kerbau yang ditemukan di sekitar kehidupan sehari-hari masyarakat Toraja. Bagi masyarakat Toraja, kerbau memiliki posisi istimewa dan menjadi salah satu simbol prestise dan kemakmuran.

Dalam upacara adat Toraja seperti Rambu Solo’ (pemakaman) kerbau memegang peranan sebagai piranti utama. Kerbau digunakan sebagai alat pertukaran sosial dalam upacara tersebut. Jumlah kerbau yang dikorbankan menjadi salah satu tolok ukur kekayaan atau kesuksesan anggota keluarga yang sedang menggelar acara. Kebanggaan akan hal tersebut terlihat dari jumlah tanduk kerbau yang dipasang pada bagian depan Tongkonan (rumah tradisional Toraja) keluarga penyelenggara upacara Rambu Solo’. Jumlah kerbau yang dipersembahkan bisa mencapai ratusan ekor dan menghabiskan dana hingga miliaran rupiah.
Bentuk fisik kerbau yang oleh masyarakat Toraja disebut tedong itu berbeda dengan yang banya ditemukan dikawasan lainnya. Kerbau Toraja rata-rata berbadan kekar dan beberapa diantaranya memiliki kulit belang. Diantaranya Tedong pudu semua kulitnya berwarna hitam, tedong bonga sebagian besar kulitnya berwarna hitam, tedong saleko sebagian kulitnya berwarna putih dan tedong lotong boko’ yang hanya bagian belakang kulitnya berwarna hitam. Selain belangnya, kerbau Toraja juga berbeda karena tanduknya yang tumbuh memanjang hingga 2 meter, atau tanduk yang tumbuh ke arah bawah. Dengan berbagai keistimewaan tersebut, tidak heran jika harga seekor kerbau yang kondisi fisiknya dinilai sempurna oleh to massapu tedong atau to ma’tassere’ tedong (penaksir harga tedong) dapat mencapai harga Rp.300 juta per ekor.




Agar tubuh kerbau menjadi kekar dan kuat, susu dan belasan butir telur ayam menjadi santapan sehari-hari. Kekuatan dan postur tubuhnya akan sangat berpengaruh pada nilai jual serta daya tempur kerbau di arena adu kerbau (ma'pasilaga tedong). Kerbau yang sering muncul sebagai pemenang memiliki penggemar tersendiri. Arena pertandingan kerbau digunakan juga sebagai ajang hiburan rakyat serta pertaruhan uang antarwarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar